ولقد اتينا لقمن الحكمة أن اشكر لله ومن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن الله غني حميد. وإذ قال لقمن لابنه وهو يعظه يبني لا تشرك بالله إن الشرك لظلم عظيم. ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصله فى عامين أن اشكرلى ولوالديك إلي المصير. وإن جاهداك على أن تشرك بي ما ليس لك به علم فلا تطعهما وصاحبهما في الدنيا معروفا واتبع سبيل من أناب إلي ثم إلي مرجعكم فأنبئكم بما كنتم تعملون.
Terjemahannya :
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu : “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku,janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) pada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKu lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu . Kemudian hanya kepadaKu lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang kamu kerjakan.” (QS. Luqman : 12 – 15)
Dalam ayat 12 dijelaskan Lukman adalah seorang hamba Allah yang takwa dan shaleh. Karena ketakwaannya dan keshalehannya, Allah menganugerahinya nikmat dan ilmu pengetahuan yang mulia kepadanya dengan sebutan hikmat, sehingga Luqman disebut dengan nama Luqmanul Hakim atau Lukman yang memiliki hikmat.
Diantara hikmat yang diberikan Allah kepada Luqman adalah ajaran tentang bersyukur, yakni bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan karuniaNya sedikit ataupun banyak. Allah mengungkapkan kisah Luqman dan anaknya di dalam Al-Qur’an adalah untuk jadi I’tibar dan pengajaran bagi orang-orang terutama bagi bapak dan anak yang ingin mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Apabila jadi bapak, jadilah seperti Luqman. Dan apabila jadi seorang anak, jadilah seperti anak Luqman. Sebagai seorang bapak, hendaknya memperhatikan pendidikan anaknya. Tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kesehatan saja bagi anaknya. Tetapi yang sangat penting adalah memperhatikan pendidikannya, terutama pendidikan agama disamping pendidikan keilmuan dan keterampilan.
Pendidikan agama adalah sangat mendasar bagi setiap muslim. Sebelum pendidikan lainnya, pendidikan agama harus ditanamkan terlebih dahulu. Bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan seseorang, atau pintarnya seseorang atau kayanya seseorang dan sebagainya, tetapi apabila agamanya tidak benar, maka sia-sialah semuanya itu nanti di akhirat. Bapak dan ibu bertanggung jawab atas pendidikan agama anak-anaknya. Nanti di akhirat akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah sebagaimana sabda Nabi SAW :
عن ابن عمر رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته الإمام راع ومسئول عن رعيته والرجل راع في أهله ومسئول عن رعيته والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته وكلكم راع مسئول عن رعيته.
Artinya :
“Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : “Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Kamu sekalian pemimpin dan kamu akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Pemimpin itu akan ditanya dari hal rakyat yang dipimpinnya. Suami akan ditanya dari hal keluarga yang dipimpinnya. Istri memelihara rumah tangga suaminya dan akan ditanyakan dari hal yang dipimpinnya. Pelayan memelihara milik majikannya dan akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggung jawaban) dari hal yang dipimpinnya.” (Mutafaqun ‘alaih)
Kedua orang tua akan memikul dosa apabila tidak mendidik agama putra putrinya. Bahkan orang tua akan mendapat beban dosa dari setiap kesalahan dan kealpaan putra putrinya dalam beragama. Sehubungan dengan tanggung jawab ibu bapak terhadap pendidikan agama anaknya, dalam suatu hadits diceritakan kisah tentang seorang bapak tidak jadi masuk surga karena sang anak menuntut keadilan kepada Allah, bahwa ia menjadi penghuni neraka karena bapaknya itu tidak mendidik agamanya semasadi dunia dahulu. Oleh Allah kemudian, sang bapak tersebut dilemparkan ke dalam neraka ke tempat anaknya disiksa.
Sungguh berat tanggung jawab ibu dan bapak terhadap anaknya. Di samping mengandung, melahirkan, mengasuh dan membesarkan dengan berbagai penderitaan, juga harus memikul resiko beban dosa dan masuk neraka karena ulah anaknya. Untuk itu setiap anak harus menyadari bahwa betapa beratnya tanggung jawab orang tua dan betapa besarnya resiko yang akan dipikul oleh ibu bapak baik dalam kehidupan di dunia ini maupun dalam kehidupan di akhirat nanti manakala anaknya itu tidak taat beragama dan durhaka kepada Allah.
Dalam ayat 13 Allah mengungkapkan bahwa ajaran yang pertama kali diajarkan Luqman kepada anaknya adalah ajaran agama, yakni ajaran tauhid atau mengesakan Allah. Luqman melarang anaknya mempersekutukan Allah dengan suatu apapun. Mempersekutukan Allah itu adalah perbuatan dosa besar.
Pada ayat 14 Allah menjelaskan dasar-dasar ajaran tentang akhlak kepada ibu dan bapak, yaitu :
- Wajib bagi setiap manusia berbuat baik kepada ibu dan bapaknya, terutama manusia muslim.
- Setiap anak harus menyadari , betapa beratnya penderitaan seorang ibu yang mengandung selama 9 bulan.
- Setiap anak harus menyadari bahwa ia lahir dahulunya dalam keadaan lemah dan belum bisa mandiri.
- Setiap muslim atau anak harus pandai bersyukur kepada ibu bapaknya atas segala jasa mereka
- Setiap orang atau anak harus menyadari bahwa berbuat baik kepada ibu bapak adalah perintah Allah
Pada ayat 15 Allah memberi petunjuk bagaimana sikap seorang anak apabila dipaksa oleh orang tuanya untuk berbuat syirik . Allah menjelaskan dua sikap utama yang sangat prinsipal yaitu :
- Menolak secara bijaksana dan tidak mengikutinya
- Dalam kehidupan dan hubungan sehari-hari tetap baik sebagaimana layaknya seorang anak kepada ibu bapaknya
Kenapa demikian? Karena masalah agama atau akidah, kita harus tegas. Tidak boleh kompromi antara yang haq dengan yang bathil. Agama dan akidah akan menentukan nasib seseorang di akhirat nanti.
By : BA
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan pendapat anda tentang posting kami... terimakasih.