Yusuf al-Qaradawi (lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 84 tahun) adalah seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era modern ini.
Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang ketua majelis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan sebagai bahan rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang mengkritik fatwa-fatwanya. Profil Pribadi
Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rezim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Beberapa tahun yang lalu, masalah zakat profesi dibahas di mana-mana. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Terangkatnya soal zakat profesi tersebut, tidak terlepas dari keberadaan salah satutokoh Islam dunia yang sangat disegani saat ini, yaitu, Dr. Yusuf Al-Qardhawi.
Ilmunya sangat luas. Fatwanya pun begitu banyak. Disertasinya yang berjudul Zakat dan Dampaknya dalam Penanggulangan Kemiskinan cukup memberikan gambaran apa itu zakat, terutama bila dikaitkan dengan kehidupan modern. Disertasi untuk gelar Doktor yang beliau raih pada 1972 itu disempurnakan lagi menjadi Fiqh Zakat.
Dr. Yusuf Al-Qardhawi sudah dikenal sangat cerdas sejak kecil. Di usia 10 tahun, beliau sudah hapal Al-qur’an 30 juz. Beliau berasal dari sebuah desa kecil bernama Shafth Turaab di Mesir. Setelah tamat dari Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar, universitas tertua dan paling bonafide di Mesir.
Sejak muda, Yusuf Qardhawi sudah sangat aktif berdakwah. Beliau tidak pernah takut menyampaikan apa pun dari semua kebenaran. Keberaniannya berhasil mengirimnya ke penjara pada masa pemerintahan Raja Faruk. Pada saat itu usianya baru 23 tahun. Kejadian dikirim ke penjara ini bukan hanya sekali. Tapi beberapa kali dialaminya.
Sepertinya tokoh Islam dunia ini mengikuti jejak beberapa tokoh Islam dunia lainnya, seperti Hasan Al-Banna dan para aktivis Ikhwanul Muslimin, yang harus mendekam di penjara demi mempertahankan keyakinan dan kebenaran yang tak hendak dikubur begitu saja. Lelah fisik tak membuat lelah jiwanya untuk terus memperjuangkan kebenaranIslam nan hakiki.
Yusuf Qardhawi terkenal dengan teknik penyampaian dakwah yang runtut, mendalam, tegas, tapi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat modern. Pemikirannya yang cukup maju ini juga tercermin dari cara beliau mendidik anak-anaknya.
Jangan dibayangkan bahwa ketujuh anaknya semua menjadi ulama. Salah seorang anak perempuannya mendapatkan gelar doktor di bidang nuklir di Inggris. Putrinya yang lain, memperoleh gelar doktor di bidang kimia di Inggris juga. Ada juga anaknya yang menyelesaikan pendidikan di Texas, Amerika. Hanya seorang anaknya yang mengikuti jejaknya mempelajari ilmu keislaman.
Yusuf Qardhawi memang tidak pernah membedakan bidang keilmuan. Bagi beliau semua ilmu itu baik, tergantung kepada yang menggunakannya. Dalam buku-bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, beliau dengan gamblang menjawab permasalahan umat dengan tangkas ditambah dengan data dan sumberreferensi yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Laki-laki tawadhu dengan pandangan mata yang teduh ini hidup sederhana dan selalu siap terjaga untuk membantu menyelesaikan permasalahan umat. (source : http://www.anneahira.com/ )
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan pendapat anda tentang posting kami... terimakasih.