Madarijus Salikin

Diterbitkan Oleh eko rosandi pada 10 April 2011 | 09.00


Islam tegak berdasarkan ubudiyah yang sempurna dengan segala kekhususannya yang berlaku bagi semua orang, yang setiap unsur ibadah itu harus dikerjakan secara tulus dan benar, penuh rasa cinta, ketundukan,
kepasrahan dan ketaatan kepada Allah semata, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, yang tiada seorang pun yang setara dengan-Nya, yang tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mende-ngar lagi Maha Mengetahui, yang tidak bodoh, tidak lalai dan tidak lupa. Engkau tidak boleh mengatakan terhadap Allah atau tentang Allah kecuali seperti yang difirmankan-Nya atau yang disabdakan Rasul-Nya. Engkau harus mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkan ke semua lapisan kehidupan
manusia yang dapat mendengar, melihat dan berakal, dengan disertai keyakinan bahwa Allah tidak menciptakan langit dan bumi serta seisinya secara sia-sia. Dia menciptakan segala sesuatu dengan kebenar-an yang asti, yang tidak berubah karena nafsu, kebodohan dan kebatilan manusia.
Allah adalah Rabb kita, Dialah yang benar, janji-Nya benar, firman-Nya benar, kitab-Nya benar dan qadha'-Nya juga benar. Sementara agama Jahiliyah adalah agama milik syetan yang berupa jin dan manusia, agama musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya serta musuh diri sendiri. Agama ini laku di pasaran selagi kegelapan Jahiliyah dan taqlid semakin pekat, selagi di mana-mana tercium bau busuk karena penyimpangan pengaruh asma' Allah dan sifat-sifat-Nya pada diri manusia dan alam semesta, penyimpangan dari sunnatullah, kitab-Nya dan petunjuk para rasul-Nya. Pada saat itu manusia menyimpang dari jalan petunjuk dan kebenaran, mereka tidak bisa melihat hakikat yang ada di langit dan di bumi serta pada diri mereka. Mereka berpencar-pencar mengikuti syetan di lembah kehancuran dan melalaikan ayat-ayat Allah. Padahal ayat-ayat ini bisa mengingatkan mereka tentang asma' dan sifat-sifat Allah.
"Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya ada hari kiamat dalam keadaan buta. Ia berkata, 'Ya Rabbi, mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?' Allah befirman, 'Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan'. Dan, demikianlah kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayatayat Rabbnya. Dan, sesungguhnya adzab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal." (Thaha: 124-127).
Siapa yang menajamkan pandangan dan pikiran terhadap ayat-ayat  (tanda-tanda kekuasaan) Allah di alam, mengamati dan menelaah secara tulus dan benar sentuhan-sentuhan ilmu dan petunjuk yang dilimpah-kan
Allah, yang terdapat pada pendengaran, penglihatan dan akalnya, memahami kisah-kisah Al-Qur'an, ibrah, peringatan dan ancamannya, tentu dia akan mengetahui bahwa semua gambaran penderitaan yang dialami manusia pada zaman sekarang dan juga kapan pun, bermula dari taqlid buta yang dibisikkan musuh para rasul, baik oleh syetan yang berupa jin maupun syetan yang berupa manusia. Syetan-syetan ini menciptakan
perkataan yang manis-manis sebagai tipu daya, menciptakan bid'ah-bid'ah yang dijadikan syariat, menciptakan khurafat yang dianggap baik, sehingga lama-kelamaan hati manusia menjadi keras, jiwa menjadi kelam dan dada menjadi gelap. Benar nasihat yang disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, andaikan mereka mau memahaminya,
"Aku meninggalkan kalian berada di atas hujjah yang putih, malamnya seperti siang, yang tidak akan menyimpang darinya kecuali orang yang rusak."
Beliau juga bersabda, "Kutinggalkan sesuatu di tengah kalian, yang andaikan kalian berpegang teguh kepadanya, maka sekali-kali kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku."
Kehidupan manusia pada zaman sekarang, di Barat maupun di Timur, sangat perlu dikembalikan ke hujjah yang putih ini, berpegang teguh kepada tali Allah yang kokoh, berupa petunjuk firman-Nya yang tetap utuh
seperti sediakala saat Jibril menurunkannya kepada hamba pilihan dan penutup para rasul, yang datang dari sisi Allah, agar beliau memberi-kan petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Demi Allah, jika mereka mau
kembali kepada Allah dan berkenan memahami Kitab-Nya secara tulus dan mau menasihati diri sendiri, tentu mereka akan tertuntun kepada jalan Allah yang Maha Terpuji. ........

Untuk selengkapnya Madarijus Salikin

Penjabaran Kongkret: “Iyyaka Na ‘budu wa Iyyaka Nasta’in”
Judul asli: Madarijus-Salikin Manazili Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in
Pengarang: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Muhaqqiq: Muhammad Hamid Al-Faqqy

Edisi Indonesia diterbitkan oleh: Pustaka Al-Kautsar
Madarijus Salikin (Tiga Jilid Lengkap)


0 komentar:

Posting Komentar

Berikan pendapat anda tentang posting kami... terimakasih.