Maher Zain

Diterbitkan Oleh eko rosandi pada 05 Maret 2011 | 07.07

Siapa Maher Zain?

Seorang aktivis dakwah dalam sebuah akun jejaring sosial mengatakan bahwa Maher Zain sudah mengalahkan ketenaran Abdul Azis Rantissi. Rantisi merupakan seorang ikon perjuangan dakwah di Palestina yang telah syahid karena dibunuh Israel, sementara Maher Zain adalah seorang munsyid. Siapa sebenarnya Maher Zain?

Maher Zain (dalam bahasa Arab: زين ماهر,) lahir 16 Maret 1981 di Swedia. Ia adalah seorang munsyid, penulis dan produser nasyid asal Lebanon. Dia pernah tinggal sementara di Amerika Serikat. Album debutnya Thank You, Allah, berisi 13 nasyid. Maher Zain bernyanyi terutama dalam bahasa Inggris, tetapi juga, antara lain, ia menguasai bahasa Prancis, Arab, Urdu, Turki dan Melayu.

Maher Zain berayahkan seorang penyanyi lokal di kota kelahirannya di Lebanon, Mustafa Maher. Keluarganya pindah ke Swedia ketika Maher berusia delapan tahun. Ketika berumur sepuluh tahun, ia mendapatkan keyboard pertamanya. Ia masuk universitas dan mendapat gelar sarjana dalam bidang Aeronautical Engineering.

Selama masa remajanya, ia sering menghabiskan waktu dengan teman-teman sekolahnya di mana mereka menyanyi, , menulis dan bereksperimen dengan musik. Setelah terlibat di dunia musik sebagai produser, Maher berkenalan dengan RedOne, seorang produser musik asal Maroko di Swedia. Maher mulai bekerja dengan RedOne dalam beberapa proyek terakhir. Kemudian, ia pindah ke New York setelah kembali ke Swedia, ia mulai fokus dalam musik Islam.

Di Malaysia dan Brunei, nama Maher Zain sangat terkenal. Ia menduduki peringkat pertama nama yang ada di Google di Malaysia. Di tahun 2011 ini, Maher Zain kabarnya sedang berkonsentrasi membuat album studio Melayu –termasuk salah satu lagunya yang sangat terkenal "Insya Allah" yang akan dibawakan dalam versi Melayu. Sebelumnya, ia sudah merilis videonya dalam bahasa Prancis dan Arab.

Maher menjelaskan bahwa lagu-lagu nasyidnya, didedikasikan kepada ibunya, dan akan selalu menjadi lagu nasyid yang "bahagia." (sa/berbagaisumber)

Maher Zain: Saya Mendapatkan Inspirasi Di Masjid
Tak banyak munsyid (pelantun nasyid) yang beredar di zaman sekarang. Pada satu zaman—atau pada hanya satu dekade—nasyid hanya selalu melahirkan satu orang pelakunya saja. Sebutlah misalnya Raihan di awal 90-an, kemudian Zain Bikha pada medio 2000, kemudian Maher Zain yang sekarang tengah “mewabah” di mana-mana.

Berikut adalah petikan wawancara dengan munsyid asal Swedia itu ketika beberapa waktu lalu ia melakukan tur ke Brunei Darussalam.

Anda pernah bilang, di suatu titik, Anda merasa “hilang" dalam bernasyid. Maksudnya bagaimana sih?

Begini, ketika itu saya merasa ada sesuatu yang hilang. Saya berpikir banyak. Saya kembali ke Swedia dan teman saya membawa saya ke sebuah masjid di Stockholm. Ketika itulah saya merasa sangat bahagia. Butuh beberapa waktu bagi saya untuk menyesuaikan ketika saya berhenti bermusik.

Lalu saya sadar bahwa mungkin saya dapat membantu dan melakukan sesuatu dengan pengalaman saya untuk menyampaikan pesan yang baik, pikiran saya, perasaan saya, melalui nasyid.

Apakah Anda memiliki masalah masuk ke negara-negara Barat seperti Amerika Serikat?

Alhamdulillah, sejauh ini belum ada masalah. Jika mereka benar-benar mendengarkan musik saya, kami mencoba untuk menampilkan citra yang bagus tentang Islam. Musik saya memiliki banyak kebahagiaan, tentang cinta, kemanusiaan dll. Saya telah ke Amerika Serikat beberapa kali dan saya juga akan melakukan beberapa kali tur di Amerika tahun ini. Sejauh ini cukup baik.

Apakah Anda memiliki akun Twitter?

Tidak, saya tidak memiliki akun Twitter. Saya hanya memiliki satu Facebook saja, dan ya, ada banyak orang di sekitar, tetapi jika Anda benar-benar mengunjungi facebook saya, itu dikelola oleh perusahaan rekaman saya. Sejauh ini, ada 500.000 penggemar dan jumlahnya tampaknya terus bertambah. Saya belum memikirkan membuka akun Twitter, mungkin saja.

Banyak orang yang ingin tahu, apakah Anda masih lajang?

Saya sudah menikah, Alhamdulilah. Saya sudah menikah selama dua tahun. Sulit bagi kami berdua, khususnya ketika saya melakukan perjalanan. Tapi kami selalu saling mengingatkan tentang sesuatu yang baik. Kami tetap berhubungan melalui Skype.

Apa yang Anda lakukan di waktu luang Anda?

Anda mungkin tidak akan percaya, tapi saya selalu menghabiskan waktu di rumah dan menonton TV, dan hanya bersantai dengan istri dan keluarga saya. Atau pergi ke masjid dengan teman-teman saya. Saya suka ketenangan. Saya suka menonton National Geograhic dan saya mencintai alam.

Apa yang menginspirasi Anda berada di dunia musik?

Saya ingin berbagi apa yang saya dengar dan apa yang saya alami. Selalu ada banyak inspirasi dari melakukan hal yang baik. Saya ingin menyampaikan pesan dan mengilhami orang.

source : Eramuslim.com

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Subhanalloh....
Sungguh merdu suaranya. Apalagi lagunya Maher Zein yang berjudul "Baarakallah" dan "For The Rest Of My Life" itu enak banget didengar dan mengandung banyak makna. Walau sering diulang2 tapi gak ngebosenin. Lagunya bisa menggetarkan hati. I like Maher Zein's songs.

eko rosandi mengatakan...

for the rest of my life ..... mantab banget lagunya

zakiyyah al-jampangi mengatakan...

subhaanallah...kang maher..suantena meuni raoseun pisan..komo laguna nu enggal: number one for me.

Posting Komentar

Berikan pendapat anda tentang posting kami... terimakasih.